KERJA OTAK BERURUTAN

Kerja Otak Berurutan

Terkadang pikiran kita mendadak kosong, tidak tahu apa yang harus dikerjakan selanjutnya, misalnya : kita sudah memegang palu, tapi tidak tahu mau untuk apa, butuh beberapa saat sampai kita tersadar, untuk apa benda itu kita bawa. 

Hal ini sampai pada rutinitas kita sehari-hari, terutama para ibu-ibu, kadang sudah belanja capek-capek di pasar, sampai di dapur blank mau masak apa. Di depan laptop berjam-jam, belum ada satu kalimat pun terangkai, jangankan kalimat kadang-kadang ide pun sulit keluar. Mendadak jadi  tidak kreatif. 

Mungkin karena kita banyak kerjaan atau sibuk, bisa jadi. Coba kita berhenti sejenak, melihat ke dalam, ke diri kita sendiri, mungkin sedang banyak hal berseliweran di dalam otak kita, atau bahkan terlalu banyak yang berseliweran. Kalau memang itu keadaannya, sepertinya ini biang masalahnya.

Otak manusia hanya bisa memikirkan satu hal saja. Sistem otak adalah Queue; antrian. Ketika informasi masuk dalam otak secara bersamaan, maka sistem di otak kita akan mengaturnya berurutan yang lainnya mengantri di belakang. Otak hanya mempunyai satu tempat, itu kodratnya. 

Dalam agama yang saya yakini, tercermin dalam Surat Al-Ikhlas, bahwa Tuhan itu satu dan harus dinomorsatukan ( baca : diutamakan ). Ketika kita mengutamakan, kita pun akan diutamakan, contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita menjamu tamu yang berkunjung ke rumah kita dengan baik, menghormatinya, suatu saat kita berkunjung kita pun akan diperlakukan sama.

Hal ini saya rasa, juga berlaku dengan keyakinan lainnya, Agama Buddha dengan konsep keTuhanan Yang Maha Esa terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII:3, Agama Kristen, terdapat dalam Alkitab, (Kejadian 17:1); (Mazmur 83:18),  (Penyingkapan 15:3), (Mazmur 90:2), dan (Yesaya 6:3), dalam Agama Hindu, terdapat dalam Sastra Veda, Upanisad IV.2.1. Dalam Agama Katolik terdapat dalam kitab sucinya, (Yoh 10:30), (Yoh 14:9),(Yoh 17: 21),  (Yoh 15:26) dan (Mat 28:18-20).

Kalau informasi membanjir ke otak kita terus menerus, secara alami otak akan Jammed; macet. Semakin dewasa manusia, karena pengalaman dalam perjalanan hidupnya, maka manusia belajar melakukan manajemen pikiran. 

Pendewasaan perjalanan hidup akan memilah informasi otak tersebut berdasarkan :
1. Urgent-Important; penting dan harus disegerakan.
2. Urgent-Not Important; penting namun tidak perlu disegerakan
3. Not Urgent-All Important; tidak penting namun disegerakan.
4. Not Urgent-Not Important; tidak penting dan tidak perlu disegerakan.

Disinilah pembeda sukses tidaknya jalan hidup seseorang, bahagia tidaknya pilihan hidupnya, sehat tidaknya jasmani seseorang dan lain sebagainya.

Bisa kita bayangkan, seorang yang menganggap semua hal dalam kehidupan ini tidak penting dan tidak disegerakan. Orang ini akan menjadi pemalas, cuek, tidak simpatik, tidak punya passion; gairah. Inilah gaya Not Urgent-Not Important.

Pernahkah kita mengenal orang yang mementingkan hal yang kecil-kecil, sweat the small stuff; berkeringat untuk hal-hal kecil, Membicarakan aib orang, ke salon seminggu tiga kali, bolak-balik hanya merapikan ruangan, berjam-jam di depan TV dengan remote di tangan, up date status fb twitter sehari sampai berkali-kali hanya menulis, 
“Kakak, mama kangeeen", beberapa jam kemudian, 
“Dede sudah makan, sehat ya, so cute", beberapa jam kemudian,
“Ehhmm, masak apa ya?”, beberapa jam lagi, 
“Sinetron lagi seru nih, pesan online aja dech", 
Semua ada di statuuuuus!!! Inilah tipe Not Urgent but All Important.

Atau Urgent-Important; semua penting semua disegerakan. Urusan Orang Tua, urusan keluarga, urusan anak, urusan kantor, urusan bisnis,. semua diperlakukan sama dan sejajar, All Important; semua penting, semua harus di segerakan. Otak jadi macet, jadi nggak kreatif. Ternyata manusia bukan Superhero.

Perlu Quitting mind; berhenti berpikir, Perlu meng-zero mind-kan pikiran; mengosongkan pikiran sejenak. Ternyata pengelolaan pikiran seperti itu salah.

Seharusnya semua penting namun tidak perlu disegerakan, Urgent-Not Important. Semua penting, tapi harus diatur dengan skala prioritas. Sehingga secara waktu dan kepentingan bisa tepat. Misalnya :  Uang cicilan bulanan di tanggal 20 sudah disisihkan di awal bulan, sehingga nggak tabrak sana tabrak sini mendekati jatuh tempo pembayaran; Membuat skala prioritas mana dulu yang harus dibayar; Manajemen Keuangan. Dan  masih banyak lagi yang harus kita urutkan dalam jadwal hidup kita kedepan. Hingga kita dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan, Aamiin.


Semoga bermanfaat …
Salam,


Debu Bayangan


































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Servomechanism, Penyebab Keberuntungan atau Kesialan Seseorang

Disclaimer Notice

Bargh Hallway Theory