Bargh Hallway Theory

 

Omicron, Ramadhan dan Bargh Hallway Theory, 
Setiap Sel di Tubuh Kita, Adalah Hidup!

Pernahkah anda mendengar nama John A. Bargh?

Mungkin sebagian besar dari anda yang membaca artikel ini masih belum mengetahui, siapa si John A Bargh ini? John A Bargh adalah seorang profesor di bidang Psikologi, dari Yale University, Amerika Serikat, alumnus New York University yang cukup terkenal dengan salah satu teorinya yang disebut Bargh Hallway Theory.

Prof. John A Bargh, membuat suatu riset untuk menguji apakah kekuatan kata-kata berefek pada tubuh manusia.

Malcom Gladwell dalam bukunya: " Blink : The Power of Thinking Without Thingking" (2012), adalah orang yang bertanggungjawab membuat teori yang dikemukakan oleh Prof. John A Bargh ini mendunia.

Teori ini juga yang mendasari lahirnya teori Servomechanism.

Mungkin anda akan bertanya, "Apa sih sebenarnya Bargh Hallway Theory ini?"

Sebenarnya percobaan yang dilakukan oleh Prof. John A. Bargh mirip dengan yang dilakukan oleh Masaru Emoto. Yang berbeda adalah Prof. John A. Bargh melakukan percobaan langsung pada manusia!.

Seperti apa percobaan yang dilakukan Prof. John A. Bargh?

Prof. John A Bargh mengumpulkan sekitar 40 Responden yang dibagi dalam 2 kelompok.

Kelompok A, diwajibkan setiap saat dan setiap hari untuk selalu mengatakan hal positif kepada diri mereka sendiri atau bicara sendiri self talk! Misalnya ; Saya ganteng atau saya cantik, Hidup ini indah, hidup enak, cuaca menyenangkan, rezeki lancar, selalu sehat, Tuhan baik, pemerintah benar, kerja gampang, sehat, lucu asyik, hari ini saya beruntung, apa pun kata-kata yang berkonotasi fun, positif, diucapkan diulang-ulang selama 30 hari. 

Sementara itu pada kelompok B, diwajibkan untuk melakukan hal yang sebaliknya yaitu mengatakan hal yang negatif, yang sulit, yang tidak menyenangkan pada diri mereka sendiri, Misalnya : Tuhan jahat, memang nasib susah, kerjaan sulit, jaman gila, pemerintah korup, bangsa bejat, sialan, brengsek, cari kerja susah, jalan macet, sampah di mana-mana, pemimpin tolol, malas, semua hal yang memberi kesan marah, kesal, bete, galau semua dikatakan berulang-ulang selama 30 hari.

Di hari ke-30 mereka diwajibkan datang ke kampus antara jam 10.00-13.00. Sepanjang Koridor; Hallway, Atas dasar ini, teorinya dikenal dengan Bargh Hallway Theory, disiapkan banyak kamera, Prof. John A. Bargh juga menyiapkan 100 Orang Koresponden dari beragam latar belakang hadir untuk menilai. Koresponden bisa melihat via monitor dan via kaca cermin, yang semua tidak diketahui para responden. Catatan : Seorang peserta koresponden berasal dari Indonesia.

Koresponden tidak diberitahu mana yang dari kelompok A mana yang dari kelompok B. Koresponden hanya diberi kertas yang ada gambar foto peserta berserta nama, di sana ada dua kolom A dan B. Koresponden hanya disuruh melihat gerakan mereka dan menuliskan apa perasaan pada saat itu. Kira-kira mereka dari kelompok mana, A atau B. Sangat sederhana. Selama 3 jam mereka berseratus, menilai setiap responden yang jalan melalui koridor panjang tersebut. Setelah selesai kertas review dikumpulkan.. Jawaban disorotkan ke layar LCD projector.

Apa yang terjadi?
Hasilnya mengejutkan!

Ke-100 koresponden menebak ke-40 responden tersebut mana yang dari kelompok A atau kelompok B dengan tepat 100 persen. Semua kaget, namun kalau dipikir-pikir ekspresi dan aura atau citra diri mereka demikian jelas terbaca. Kekumuhan pancaran wajah peserta demikian jelas tergambar, padahal dia pada saat datang menggunakan three pieces suit; jas tiga lapis yang perlente. Kesuraman pancaran tersebut mudah sekali diputuskan bahwa dia dari kelompok B. Di sisi lain lagi pancaran gloomy; kilauan wajah berbinar dari salah seorang peserta walau dia hanya mengenakan jeans dan kaos oblong demikian jelas terlihat sehingga mudah mengkonfirmasi bahwa dia dari kelompok A.

Melihat ketepatan tersebut banyak responden antusias bertanya-tanya.

Kenapa bisa demikian?

Prof. John A. Bargh, menjelaskan dengan sederhana yang disederhanakan.

Manusia memiliki 1 triliun sel, setiap hari yang mati kira-kira 30 milyar sel, sehingga di hari ke-30 manusia itu berbeda sel dengan 30 hari yang lalu (catatan : aslinya sel tersebut billion nano jumlahnya). Dalam 30 hari tersebut sel yang mati tersebut diganti atau tumbuh sel baru. Pada saat sel baru itu bertumbuh, sel tersebut netral sifatnya. Kita manusia bisa menulis apapun di sel itu dengan pikiran dan kata-kata kita. Maka kalau dalam 30 hari kita mengatakan hal yang negatif berulang-ulang tanpa jeda membuat tubuh kita; sel baru bereaksi sesuai apa database yang dituliskan, sehingga orang tersebut beraura kumuh, butek, suram, tidak menyenangkan dan lain sebagainya.

Di sisi lain kalau selama tiga 30 hari ditulis database yang positif hasilnya ya positif. Wajah menjadi bersinar, kulit terang, ceria, auranya menyenangkan, dan kita menjadi ingin dekat dengan orang tersebut. Demikian Prof. John A. Bargh, menceritakan dengan versi simple-nya.

Pertanyaan berikutnya adalah, Apa yang anda inginkan dengan sel-sel baru anda? Menjadi positif atau negatif? Jika anda menginginkan sel tubuh Anda positif maka selalu pertahankan pikiran dan emosi positif anda selama mungkin, Bila ada pikiran dan emosi negatif yang muncul, langsung swift, ganti dengan pikiran dan emosi positif.

Dengan melakukan hal sederhana semacam ini maka susunan sel dalam tubuh anda akan menjadi positif juga dan hal itu tentu akan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anda, baik secara fisik maupun non-fisik.

Ramadhan

"Syekh Ahmad Al-Fasyani, mengklasifikasikan puasa ke dalam tiga tingkatan, puasa umum, khusus dan khususil-khusus."

Puasa umum adalah katagori yang hanya mampu mempuasakan perut dan farji dari tujuan syahwat. Puasa khusus adalah tingkatan puasa yang sudah mampu menjaga alat pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan semua anggota badan dari perbuatan dosa sedangkan Puasa Khususil-khusus, yaitu sudah mampu mengendalikan hati dari tujuan-tujuan hina serta menjaganya dari semua hal selain tujuan kepada Allah SWT.
Esensi dari semua ibadah ramadhan pada dasarnya adalah senantiasa melakukan kebaikan. Jika selama ramadhan, sebulan penuh manusia menjalankan puasa dengan sempurna, senantiasa berkata, berfikir, dan bertindak dengan baik, senantiasa berdzikir, tadarus, memperbanyak baca Al-Quran, itulah self talk yang sangat positif apalagi kalau sambil menghayati makna yang terkandung di dalamnya.

Di saat puasa pun, kita dilarang mengucapkan hal-hal yang buruk, menghina, mencaci dan lain sebagainya, dengan harapan sel-sel baru yang tumbuh tidak berefek negatif pada tumbuhnya pribadi kita, rasanya kita telah melakukan subconscious reprogramming pada otak kita. Rasanya di ajaran semua agama mengajarkan hal ini, mengingat Tuhan, berbuat baik, penuh kasih sayang, suka menolong dan lain sebagainya.

Bahkan di dalam ajaran agama saya lebih jelas diterangkan, namun saya selaku pribadi, belum mengerti sampai Prof. John Bargh mengurai dari sisi science seperti ini.

Berdasarkan teori Bargh Hallway, manusia tersebut akan terlahir sebagai pribadi baru yang paripurna yang berbeda dengan pribadi 30 hari sebelumnya, pantaslah ketika lebaran dikenal dengan istilah Idul Fitri; Kembali Suci; yang berarti kembali kepada Fitri; Fitrah, yang pada fitrahnya manusia terlahir dalam kesucian.

Omicron

Dari rangkaian varian virus Covid-19, dari varian pertama, varian Delta sampai varian Omicron, Varian Omicron lah yang paling kecil resiko kematiannya, sekitar 0,006%, artinya dari 1,000 orang yang terpapar hanya 6 orang yang beresiko meninggal dunia dibanding influenza yang 0,009%, hanya saja penyebaran virus Omicron sangat cepat.

Menurut beberapa sumber, meyakini bahwa Indonesia, mengalami tren penurunan orang yang terpapar, dan diprediksi akan selesai sepenuhnya di bulan Oktober 2022 bertepatan dengan diadakannya KTT G20 di Bali, pengamat ekonomi memprediksi, ekonomi akan berjalan normal lagi. Mulai bulan Maret ini, pemerintah kita fokus pada suksesnya KTT G20 di Bali dengan mengerahkan segala sumber dayanya.

Momentum Ramadhan yang jatuh pada bulan April tahun 2022 ini, dapat kita gunakan untuk menjadi the other person untuk diri kita, menaikkan kaliber kita, menaikkan kelas entrepreneur kita, dari yang 0.0 atau yang masih mimpi menjadi entrepreneur bisa menjadi 1.1 mempunyai usaha sendiri one man show.

Ibarat bermain golf, disaat bola di titik terendah, kekuatan pukulan kita, dengan tenaga the other person, diharapkan ketika bulan Oktober menjelang, 6 bulan setelah ramadhan, ekonomi mulai berjalan bertepatan dengan diadakannya KTT G20, usaha kita bisa swing ke tingkat yang lebih tinggi. Aamiin.



Semoga bermanfaat,


Salam,
Debu Bayangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Servomechanism, Penyebab Keberuntungan atau Kesialan Seseorang

Disclaimer Notice