Textile Industry
Tulisan ini saya tulis di Blog lain pada tanggal 06 Mei 2021 ....
Sudah setahun lebih virus Covid melanda dunia, "Dunia Bayangan" meyakini ini semua "War Tools" Amerika dengan Tiongkok, yang dimulai dengan perang dagang beberapa tahun yang lalu.
Tiongkok sudah sejak lama membangun industrinya secara diam-diam, baru pada saat Olympiade Beijing, dunia tersentak oleh kemajuan ekonomi Tiongkok yang begitu cepat.
Kita yang kurang waspada dengan fenomena Tiongkok, menjadi terkesiap, operasi pelemahan industri textile di Indonesia sudah dimulai dari masuknya pakaian-pakaian bekas dari Hongkong, mulai pelabuhan besar dengan kontainer sampai pelabuhan tikus ( Pelabuhan kecil ) dengan menggunakan karung.
Pemerintah kita dan aparatnya kurang bertindak tegas, hingga industri textile dan pakaian jadi dalam negeri mati suri.
Segala produk turunan dari industri textile diproduksi besar-besaran dan masif di Tiongkok, mulai dari pakaian jadi, kaos kaki, peralatan ibadah, dan masih banyak lagi.
Bahkan reseller dalam negeri di berikan fasilitas liburan ke Tiongkok, tiap bulan berpuluh-puluh WNI tampak di berbagai bandara internasional Tiongkok untuk berlibur.
Undangan ke berbagai kalangan WNI untuk menyaksikan pameran hasil industri Tiongkok tersebar luas di tanah air, tentunya undangan dengan berbagai fasilitas lengkap.
Tahun 2020 tahun presure yang berat untuk industri texstile dalam negeri, pakaian import masuk secara besar-besaran dengan harga murah.
Sebagai ilustrasi, sahabat saya mendapatkan tawaran bad cover lengkap dengan 2 sarung bantal dan 2 sarung guling untuk ukuran bed nomor 1 ( ukuran bad ada 4 ) dengan kualitas B ( ada 4 grade, A,B,C dan D ), dihargai IDR 40,000,- / set sampai depan gudang pembeli. Bisa dibayangkan berapa harga aslinya, kalau harus dipotong Komponen-komponen ekspor lain.
Di tahun yang sama sahabat lain yang selama ini bergerak di bidang supplier perlengkapan hotel di Pulau Dewata harus menderita kerugian yang besar karena kain sebagai bahan baku, yang di datangkan dari Tiongkok di tolak berlabuh di seluruh pelabuhan di Indonesia, karena ukuran yang tidak seseuai standar.
#AncamanEkonomi
Komentar
Posting Komentar
Jadikan blog ini sebagai wahana komunikasi dan pembelajaran untuk Indonesia Raya